Berharap Pariwisata di Palembang Tumbuh, Bos Floating Market Beri Pesan Ini
SumselMedia.Com, Bandung-
Bicara wisata di Tanah Air tampaknya nama Ferry Tristianto sudah tak asing lagi. Perjalanannya membangun beberapa destinasi wisata di Kota Kembang yang berbasis kuliner dengan sentuhan culture and hospitality cukup diacungi jempol. Terlebih, ia menggandeng dan membina ratusan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam membangun kerajaan bisnisnya itu.
Bahkan Pria yang juga dikenal dengan Raja Factory Outlet ini telah membangun lima destinasi terkenal di Indonesia mulai dari De’Ranch, Farm House, Rumah Sosis, Floating Market dan The Great Asia Afrika telah menyerap 800 tenaga kerja dan 120 pelaku UMKM sehingga adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kepada puluhan Wartawan Ekonomi Bisnis Sumsel (WEBS) saat melakukan lawatan di Floating Market di Lembang Jawa Barat bersama Jajaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Ferry Tristianto menyindir wisata di Palembang yang kurang diminati.
Ia menilai, perlu adanya perubahan pola pembinaan UMKM di Bumi Sriwijaya tersebut. Apalagi, tersambungnya tol ruas Sumatera hingga ke Pulau Jawa seharusnya ini menjadi angin segar bagi bangkitnya wisata di Palembang. Terlebih, saat ini siapa yang tak mengenal pempek, makanan khas Palembang. Tapi memang konsepnya perlu diubah.
Mulai dari bagaimana merebut pasar wisatawan dengan sentuhan kuliner dengan digabungkan dengan sentuhan kearifan lokal. Misalnya, konsep Taman Pempek Palembang atau bisa juga Pusat Pempek di Palembang yang menyajikan pempek dengan melihat langsung cara membuat dan dengan konsep rumah Limas atau rumah adat di Palembang.
“Angkat dong daerahnya, angkat hospitality. Orang sekarang kalau wisata itu kan kuliner. Ajak UMKM di sana, bagaimana mengajak jangan hanya fokus produk tapi juga strategi market,” ujarnya, Rabu (21/2/2024).
Ferry yang juga kerap menjadi pembicara tentang UMKM ini menilai bahwa strategi market ini penting dan langsung pada praktek. Banyak Pemerintah saat ini kerap memberikan pelatihan UMKM tapi jarang terjun ke lapangan. Seharusnya UMKM itu banyak-banyak diajak berjalan melihat langsung UMKM yang sukses. Menurutnya, dengan infrastruktur di Palembang saat ini seharusnya Wisata di Palembang sudah saatnya bangkit melalui kearifan lokal dan kulinernya.
Tentu apa yang disampaikan adalah berdasarkan apa yang ia tekuni saat ini, bagaimana dengan berbagai dinamika saat membangun kerajaan bisnisnya yang berbasis UMKM dan wisata. Ia menilai wisatawan kebanyakan jika berbelanja tidak berpikir tentang uang, sehingga ini lah seharusnya menjadi peluang bagaimana menarik wisatawan dengan berbagai konsep strategi marketingnya. Dan semua harus melibatkan UMKM.
“Saya hidup dan besar dari UMKM. Di sana (Floating Market) ada lotek, ada bubur, ada surabi, ada sate semuanya makanan kampung, karena bidikan kita kan orang kota, semuanya melibatkan UKM,”ucapnya.
Salah satu hambatan bagi pelaku UMKM menurut Ferry adalah pemasaran, bukan hal yang biasa ketika UMKM selalu bilang kurang modal menurutnya itu karena tidak tau bagaimana memasarkannya. Misalnya, jangan menjual bolu kukus di dekat toko kue, coba jual di apotek. Dan beberapa strategi marketing lainnya yang perlu mengangkat tradisionalnya. Saat ini, banyak orang wisata sembari kuliner, makan dengan sembari melihat cara memasak dengan konsep tradisionalnya. Pahami bahwa dari sisi tujuan wisata itu kalau orang desa suka keramaian sedangkan wisata orang kota suka konsep kearifan lokal.
“Keberhasilan wisata, adalah 60% dari Culture, 35% dari insfratruktur dan 5% buatan manusia itu kata menteri pariwisata lho, nah, di Lembang ini culture Sunda, jadi bicara Floating ini bicara Jawa Barat, saya berdayakan UMKM setempat, yang menyajikan makanan khas Jawa Barat,”paparnya.
Terakhir menurut Ferry, memang wisata itu tak terlepas dari peran pers karena tanpa pers, informasi tentang wisata tidak akan tersampaikan. Begitu juga Ferry yang tak pernah melupakan jasa wartawan yang membesarkannya. Sehingga mendengar akan kedatangan rombongan pers dari Sumsel bersama Jajaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel ia bersedia langsung menerimanya dengan sharing bersama.