Cerita Syohwatillah Mohzaib, Sempat Tak Ingin Nyalon DPD RI Hingga Istikharah di Masjid Nabawi
SumselMedia.Com, Palembang-
H. Syohwatillah Mohzaib, S.Sos.,I menjadi salah satu nama diantara 22 nama dalam Daftar Calon Anggota DPD RI dari Dapil Sumatera Selatan periode 2024-2029.
Kendati pun sudah malang melintang di perpolitikan hingga dua kali menjadi Anggota DPR RI, pria yang dikenal panggilan akrab Ust Opat ini sempat tak ingin masuk dalam bursa calon, apalagi mendaftarkan diri.
Pimpinan Pondok Modern IGM Al Ihsaniyah Gandus Palembang ini mengaku tetap back to basic berdakwah yang selama ini ia lakukan usai 2019 menjalani akhir masa legislatifnya di Senayan. Banyak rekannya pun selalu mendorong untuk maju mencalonkan DPD RI dan ditolak ketika itu.
Alasannya, selain back to basic untuk berdakwah, maju dalam pencalonan Anggota DPD RI membutuhkan dana yang tak sedikit dibandingkan DPR RI yang bisa dibantu partai selain dana pribadi. Dirinya mengaku gaji yang didapatkan dari DPR RI telah dibangunkan Al Qur’an Akbar terbesar di dunia yang saat ini menjadi destinasi wisata religi nomor satu Indonesia.
Berkali-berkali tawaran rekan-rekannya menolak, berkali-kali juga rekan-rekannya kembali meyakinkan kepadanya bahwa semua telah disiapkan proses pendaftaran termasuk dukungan KTP yang menjadi salah satu syaratnya.
“Bahkan H-10 pendaftaran, Saya ketika itu menolak. Dan ketika itu atas dorongan Ust Ridwan dan teman-teman ketika itu, Saya Istikharah di Masjid Nabawi. Dan dari situlah akhirnya saya mengikuti saran teman-teman,” tutur Syohwatillah Mohzaib kepada Sumselmedia.Com Kamis (24/8/2023).
Inisiator & Pembuat Al Qur’an Akbar Palembang terbesar di Dunia ini menceritakan ketika Istikharah di Masjid Nabawi, malam harinya Ia bermimpi dipeluk mendiang kedua orang tuanya sambil tersenyum di sebuah Istana.
Akhirnya, dengan niat yang tulus Ia pun mendaftar sebagai Anggota DPD RI bersama 21 rivalnya. Ust Opat mengaku bersaing dengan 21 rivalnya merupakan hak berat.
Dari 21 rivalnya ada anak Gubernur Sumsel Herman Deru, Ratu Tenny Leriva. Kemudian Keponakan Mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa yakni Azzahrazade.
Lalu ada istri Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe yaitu Yetti Oktarina, mantan Ketum PBR Bursah Zarnubi, Mantan Ketua DPW PKS Sumsel Imam Mansyur, Mantan Anggota DPRD Sumsel Edward Jaya, Toyeb Rakembang. Kemudian Nurkholis yang merupakan mantan Ketua Komnas HAM RI Abdul Azis dan Mantan Wakil Bupati Muba Mat Syuroh. Bahkan ada empat petahana yakni Eva Susanti, Amaliah, Arniza Nilawati dan Jialyka Maharani.
“Tapi teman-teman tetap meyakinkan. Dan sebelumnya saya juga sudah izin dengan Pak Marzuki Ali, karena jika Ibu Asmawati istrinya maju, saya tidak akan maju,” terangnya.
Dan kini, Ia pun mengaku tak ingin mengumbar janji kepada masyarakat jika terpilih menjadi Anggota DPD RI. Cukup masyarakatlah yang menilai 10 tahun mengabdi di DPR RI selama dua periode 2009-2014 dan 2014-2019.
Ia mengaku telah membantu berjuang di Senayan dengan anggaran miliaran untuk alat pertanian, mengubah IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah, tak pernah main proyek, memperjuangkan ongkos haji agar tidak naik dan lain sebagainya.