Diduga KKN Hingga Kredit Tak Sesuai, JPBI Gelar Demo Desak Kejati Periksa Dirut BSB Achmad Syamsudin
SumselMedia.Com, Palembang-
Sejumlah massa aksi dari Jaringan Pembela Bangsa Indonesia (JPBI) menggelar demo mendesak Dirut Bank Sumsel Babel (BSB) Achmad Syamsuddin melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) karena diduga terindikasi KKN.
Tak hanya itu, massa aksi yang menggelar demo di Kompleks BSB tersebut juga mendesak Kejati Sumsel untuk memeriksa Dirut Bank Sumsel Babel (BSB) Achmad Syamsuddin atas indikasi kredit yang tak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), Senin (20/11/2023).
Ketua JPBI Yogi BOB mengatakan bahwa JPBI telah menemukan indikasi potensi tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melibatkan Dirut Bank Sumsel Babel dan harta kekayaan yang tidak terduga. Pemeriksaan ini
diharapkan dapat membuka transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset publik yang penting bagi masyarakat Sumatera Selatan.
“Selain itu, JPBI juga meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan pemeriksaan mendalam terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) kredit Bank Sumsel Babel. Terdapat dugaan bahwa pinjaman yang diberikan oleh bank tersebut tidak sesuai dengan aturan dan terindikasi merugikan
masyarakat Sumatera Selatan,” ujarnya.
JPBI mendesak OJK untuk menegakkan aturan yang berlaku dan menjaga kepentingan masyarakat dalam hal ini.
Berbagai proyek yang dibiayai mulai dari pembangunan jalan tol di Pulau Jawa, pabrik gula di Kendari, proyek LRT di Jabodetabek, Pabrik plywood di Pulau Jawa dan Pembangunan Bandara Internasional di Jawa Barat sebagian lagi untuk membiayai pabrik kertas di Ogan Ilir.
Menurutnya beberapa kredit yang tak sesuai prosedur tersebut adalah Penyaluran kredit atau pembiayaan kepada PT Indah Karya Persero untuk pembangunan pabrik playwod di Kawasan Dusun Daringan, Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan- Bondowoso Jawa Timur senilai Rp13,5 Miliar.
Kemudian penyaluran kredit pembiayaan untuk pembangunan pabrik kertas PT OKI Pulp & Paper di Sungai Batang, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan senilai Rp150 Miliar.
Penyaluran kredit pembiayaan untuk pembangunan Jalan Tol di Pulau Jawa. Penyaluran kredit pembiayaan pembangunan Pabrik Gula di Kendari. Dan berdasarkan informasi penyaluran kredit pembiayaan proyek LRT di Jabodetabek. Bawa hingga Agustus 2023 Bank Sumsel Babel telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp3,2 Triliun.
“Dan analisa dan kajian kami bahwa dari data informasi yang kami dapat sebagian dari kredit yang disalurkan oleh Bank Sumsel Babel tersebut terancam gagal bayar, masuk dalam kolek 5 atas kredit macet salah satunya adalah pembiayaan kepada PT Indah Karya untuk pembangunan pabrik plywood di
kawasan Dusun Daringan, Desa Pekauman, Kecamatan Grujuan Bondowoso Jawa Timur,” urainya.
Menurutnya, dalam informasi yang dapat sejak awal proyek pembangunan pabrik tersebut cenderung bermasalah. Mulai dari penolakan dari PMK Bondowoso karena perluasan pabrik itu berada di atas puluhan situs purbakala, bahkan sudah rusak plafon kredit yang diberikan
kepada PT Indah Karya sebesar Rp13,5 miliar terancam gagal bayar terlebih pada Juni 2023 yang lalu, gudang pabrik milik perusahaan itu ludes terbakar.
Kemudian dalam catatan lain perusahaan ini juga diketahui pernah menunggak pembayaran terhadap supplier. Ini membuktikan bahwa salah satu BUMN ini banyak masalah. Penyaluran kredit pembayaran pembangunan pabrik lewat PT Indah Karya oleh Bank Sumsel
Babel senilai Rp13,5 miliar diduga kredit fiktif. Bawa penyaluran kredit pemilihan pembangun pabrik kertas PT OKI Pupl & Paper senilai Rp150 Miliar diduga tidak wajar.
“Bawa kami menilai pijakan manajemen kredit dalam memberikan kredit indikasi tersebut tidak memperhatikan asas kehati-hatian. Disamping masalah etika, hal ini juga menjadi tanda tanya besar pemberian kredit indikasi ke daerah lain dengan nilai triliunan itu apa urgensinya. Apakah hal ini sudah sesuai prosedur dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian? Bagaimana pembangunan di Sumsel sendiri apakah sudah baik sehingga harus membiayai kegiatan di luar Sumsel,” sesalnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan perwakilan Bank Sumsel Babel dari Pemdiv Sekretaris Perusahaan Bank Sumsel Babel Moch Robi Hakim saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon nya hingga tiga kali belum tersambung. Hanya terjawab melalui pesan WhatsApp. “Maaf Pak Masih ada meeting thanks“.