Disbun Sumsel Targetkan 54 Ribu Hektar Tertanam Padi Gogo di 2025

SumselMedia.Com, Palembang-
Guna menindaklanjuti daripada Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2025 tentang satuan tugas tanaman pangan padi lahan kering dalam rangka mendukung Swasembada pangan, Dinas Perkebunan Sumsel menargetkan tertanam Padi Gigi di Tahun 2025
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Ir. Agus Darwa, M.Si mengatakan bahwa jika melihat dari sisi komoditi ini tanaman pangan, kenapa jadi perkebunan, karena sebagai leading sektor yang punya lahan. Sehingga diharapkan, ini untuk pertama kali di provinsi Sumsel pengembangan padi Gogo lahan kering di areal perkebunan. Di mana areal perkebunan ini sendiri terbatas pada areal peremajaan sawit rakyat (PSR) yang dengan catatan ini masih bisa ditanami.
“Selagi tanaman ini belum menghasilkan, ini masih dapat di tanaman sisipan, atau tumpang sari antara sawit dan padi, dimana padi ini adalah padi Gogo,” ujarnya.
Ia menambahkan dari yang ditargetkan di 54 ribu hektar ini tersebar di 9 kabupaten/kota, diantaranya yang terbesar itu adalah di Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selatan, Muara Enim, Lahat, Pagar Alam, Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba) dan Musi Rawas (Mura).
“Sembilan kabupaten/kota yang besar ini sudah berkoordinasi, alhamdulillah lahan-lahan besar ini sudah tersedia. Adapun bantuan yang diberikan oleh pemerintah ini bersifat stimulan, di mana hanya mendapat benih sebanyak 40 kilogram per hektar, herbisida, dan insektisida,” urainya.
Diharapkan dari stimulan ini petani akan menggunakan biaya sendiri dalam rangka sarana produksi lain yang belum tercover didalam bantuan ini. Dan setelah ini datanya valid, semuanya valid, dan usulan sudah lengkap maka akan launching atau akan tanam perdana di Sumsel.
Menurutnya, paling lambat di Februari 2025 kalau bisa memungkinkan ini akan dilaksanakan Januari tahun 2025. Rencana ada tiga lokasi yang pertama di OKI, OKU dan Muara Enim serta Muba. Pertama lokasi rencana tanam dahulu, ini dari empat kabupaten tadi sudah sempat diskusikan kemungkinan besar ini akan dilakukan di kabupaten OKI. Alasannya, karena yang pertama memang lahannya sudah siap, petaninya sudah siap, dan datanya sudah valid itu rencana,
“Sehingga padi lahan kering ini harus diolah memang dengan ekstra, apalagi petani catatannya petani kebun yang belum biasa menggarap sawah, dan kami tidak ber muluk-muluk,” katanya.
Masih dilanjutkannya, kalaupun ini memang sarana prasarana produksi nantinya terpenuhi ini, petaninya memang sungguh-sungguh ini. Ia berharap tidak terlalu tinggi 4 ton saja sudah cukup, ini padi Gogo lahan kering, kalau padi sawah mungkin bisa mencapai 9 ton per hektar GKG.
Jadi kalau kita sekali panen dalam empat bulan atau lima bulan itu empat ton di kalikan 54 ribu hektar, sudah berapa ton kita dapat hasilnya. Sebenarnya Sumsel ini sudah swasembada pangan dari dahulu, di mana Swasembada pangan kita di samping sawah irigasi teknis, non teknis sawah tadah hujan.
“Dimana kita ada padi Sodor, yang mana padi Sodor ini padi yang ditanam di daerah lebak, kemudian pada saat kering, ini di bakar, ditanam, di mana itu sampai ratusan ribu hektar untuk di provinsi Sumsel. Setelah Undang-Undang untuk melarang sistem bakar, maka Sodor tidak ada lagi,” ucapnya.
Masih disampaikannya, hanya ada mungkin hanya sebagian kecil saja padi Sodor tersebut. Namun dengan demikian dengan peningkatan IP yakni Intensitas Pertanaman padi sawah, ini bisa mencapai 200-300 hektar Sumsel tetap menjadi penyumbang Swasembada Pangan Nasional, terutama kemarin Banyuasin, OKU Timur dan beberapa penghasil padi sawah lainnya.
Di mana satu hektar itu 40 kilogram membutuhkan bibit 40 kilogram untuk padi Gogo. Untuk penyiapan benih, sarana dan prasarana produksi, ini sudah menjadi domainnya Dinas Tanaman Pangan, jadi tugas kami di Dinas Perkebunan hanya menyiapkan lahan, dan mengusulkan lahan dan petaninya kepada Dinas Tanaman Pangan.
“Nanti Dinas Tanaman Pangan lah yang mereka menghitung, serta menyalurkan sarana prasarana produksinya baik benih, obat-obatan, racun, dan itu mereka. Nanti pembinaan secara keseluruhan, karena kami ini lingkup pertanian, ada penyuluh pertanian, penyuluh perkebunan, kami akan berjibaku bersama-sama membimbing petani, mengawal petani, mengawal lahan, sehingga ini nanti dapat bertumbuh dan berproduksi dengan baik,” imbuhnya.