Hadiri Acara Bappenas RI, Pemprov Sumsel Sebut Hanya Ada Dua PDAM Masuk Kategori Sehat
SumselMedia.Com, Palembang-
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan terus berupaya memaksimalkan ketersediaan air bersih melalui pengelolaan PDAM. Bahkan saat ini, Pemprov Sumsel mencatat ada dua PDAM di Sumsel yang baru masuk kategori sehat.
Hal tersebut disampaikan Penjabat Gubernur Sumatera Selatan Dr Drs H A Fathoni, M.Si diwakili oleh Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H saat membuka kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah daerah (pemda) melalui horizontal learning program percepatan penyediaan akses air minum (P3AM) di Ballroom The ALTS Hotel Palembang, Rabu (8/11/2023).
Kegiatan yang digelar oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas RI) dihadiri oleh
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian PPN/Bappenas RI Ervan Maksum, Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas RI Tri Dewi Virgiyanti, Direktur Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau yang mewakili, Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan atau yang mewakili, para Pokja Perumahan dan Kawasan Permukiman provinsi dan kabupaten/kota, para Kepala BUMD Air Minum/PDAM provinsi dan kabupaten/kota, dan undangan lainnya.
“Terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada Kota Palembang, provinsi Sumsel untuk menjadi lokasi tuan rumah pada kegiatan peningkatan kapasitas pemda melalui pembelajaran horizontal dalam P3AM,” ujar Edward Candra.
Lanjut Edward, bahwa Sumsel memiliki luas wilayah 86.769,34 KM2, jumlah penduduk 8.657.008 jiwa pada tahun 2022, terdiri dari 17 kabupaten/kota. Saat ini, capaian pembangunan Sumsel yang di lihat melalui capaian indikator spesifik diantaranya yaitu tingkat kemiskinan provinsi Sumsel pada tahun 2022 mencapai 11,78 persen masih di bawah Nasional. Sedangkan tingkat kemiskinan ekstrem terus menurun menjadi 1,41 persen pada September 2022 dan mampu berada di bawah angka nasional yang sebesar 1,74 persen,” ujarnya.
Kemudian, tingkat pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III 2023 mencapai 5,04 persen, nomor 2 tertinggi di Pulau Sumatera, untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) capaian provinsi Sumsel pada tahun 2022 mencapai 70,90 persen. Di sektor Kesehatan tren prevalensi balita Stunting provinsi Sumsel tahun 2022 menunjukkan penurunan yang signifikan.
Pada tahun 2021 sebesar 24,8 persen menurun sangat signifikan pada tahun 2022 menjadi 18,6 persen, capaian ini lebih tinggi dari nasional sebesar 21,6 persen. Dan seluruh kabupaten/kota di Sumsel telah menjadi lokus prioritas intervensi stunting terintegrasi tahun 2018-2022.
“Terkait infrastuktur dasar sektor air minum, dapat kami sampaikan bahwa capaian akses air minum layak provinsi Sumsel pada tahun 2022 mencapai 86,35 persen, masih di bawah capaian Nasional sebesar 91,05 persen, dan untuk capaian sanitasi provinsi Sumsel pada tahun 2022 mecapai 78,62 persen, masih dibawah capaian nasional sebesar 80,92 persen,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) se Sumatera hanya ada 2 PDAM yang termasuk kategori sehat yaitu PDAM kota Palembang dan kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan hasil evaluasi kinerja yang di laksanakan Kementerian PUPR pada tahun 2022. Dan penyediaan air minum merupakan kebutuhan hidup dasar yang menjadi salah satu program intervensi sensitif stunting.
Hal ini menjadi perhatian kita bersama untuk peningkatan pelayanan air minum dalam jangka Panjang, dan kami sampaikan juga bahwa saat ini, di kota Palembang telah di bangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) kota Palembang sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2023 dengan target layanan 21.700 Sambungan Rumah.
“Pembangunan SPALD-T tersebut merupakan hibah dari pemerintah Australia kepada Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, yang kemudian di tindak lanjuti dengan kesepakatan antara Kementerian PUPR, pemerintah provinsi Sumsel dan pemerintah kota Palembang,” katanya.
Senada dengan itu dikatakan, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Provinsi Sumsel Ir H Novian Aswardani, S.T,.M,M,.IPM,.ASEAN.Eng, bahwa Pokja air bersih itu berada di Bappeda.
“Untuk di Sei Selayur itu yakni SPALD-T, jadi di kota Palembang itu ada dua dikelola oleh operator ada PDAM Tirta Musi yakni air bersih dan air limbah. Sedangkan untuk air limbah sekarang masih terus berjalan, mudah-mudahan sambungan rumah banyak di kota Palembang,” urainya.
Lanjut dia, sehingga dengan adanya instalasi air limbah ini diharapkan Lota Palembang dapat menyajikan lingkungan yang sehat, dan lingkungan masyarakat juga sehat. Dimana kotoran-kotoran yang ada di rumah bisa dikelola langsung.
“Untuk yang menikmati SPALD-T di Kota Palembang sudah, sebagian sudah tapi belum maksimal, karena masyarakat masih perlu banyak lagi, sedangkan di provinsi Sumsel itu regulasinya hanya mendorong percepatan dan pemanfaatannya saja, itu posisi kita saat ini,” ucapnya.
Menurutnya, berdasarkan info dari operator dari PDAM Tirta Musi sudah banyak di manfaatkan oleh di beberapa bagian, dan saat ini sudah masuk di perumahan, restoran, hotel dan sebagainya. Diharapkan semua, jadi nanti air limbah di Kota Palembang ini dapat dikelola sehingga lingkungannya sehat sepeti itu.
Bentuk pengawasannya sendiri dilakukan langsung oleh operatornya yakni dari PDAM Tirta Musi. Dimana adalah proyek pusat bantuan dari Australia ke Indonesia melalui Kementerian PUPR dalam hal ini Balai, diserahkan operatornya ke pemerintah Kota Palembang.
“Saat ini, Sumsel mendorong percepatan saja, SPALD-T sendiri semuanya itu sudah alih teknologi. Dimana sudah ada ahli untuk sumber daya manusia (SDM), pengelolaan operator, itu sudah semua, sudah siap semua, mungkin mereka akan tambah SDM untuk itu, tapi kalau mau yang lebih lengkap bisa ditanyakan langsung ke Direktur PDAM Tirta Musi Palembang,” pungkasnya