PGRI

............

Palembang

Miliki 15 Titik Banjir, Palembang Butuh 74 Miliar Bangun Retensi

 

SumselMedia.Com, Palembang

Kendatipun masalah banjir merupakan persoalan yang cukup lama teratasi, namun Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas PUPR terus melakukan berbagai upaya.

Kali ini, Dinas PUPR menggelar Sosialisasi Terkait Masalah Banjir di Kota Palembang dengan menghadirkan Balai Besar, Dinas Perkim, Dandim, Praktisi Pendidikan, pemerintah terkait hingga dilevel RT.

Kadis PUPR Palembang Ahmad Bastari mengungkapkan Palembang sebetulnya terus berupaya mengatasi banjir, salah satunya dengan upaya membangun kolam retensi. Bahkan selama 10 tahun terakhir dari 12 menjadi 46 kolam retensi.

“Kita butuh sampai 120 kolam retensi, sementara kita masih punya 46 dengan persoalan masih ada 15 titik banjir di Kota Palembang,” ujar Ahmad Bastari usai acara
Sosialisasi Terkait Masalah Banjir di Kota Palembang di Gedung Parameswara, Pemkot Palembang, Selasa (14/2/2023).

Lanjutnya, bahwa tahun ini targetnya bisa bisa membangun 2-3 kolam retensi. Karena untuk membangun kolam retensi setidaknya butuh 1 miliar untuk satu kolam retensi. Sementara kebutuhan kolam retensi masih 74 kolam retensi untuk mencapai 120 yang dibutuhkan Kota Palembang. Artinya butuh sekitar 74 miliar.

(15 titik banjir di Palembang, Sumber: Dinas PUPR)

Saat ini, Bastari menyadari persoalan yang ditemukan Dinas PUPR juga persoalan lahan. Untuk membangun retensi idealnya butuh luas 2-3 hektar. Semakin lebar semakin bagus. Sehingga pihaknya mengimbau jika ada masyarakat yang peduli bisa membantu menghibahkan untuk kolam retensi. “Kita sudah ada tiga lahan hibah dari masyarakat. Ada dari Sako, IT 1 dan Demang Lebar Daun,” ujarnya.

Selain itu, persoalan lain adalah pembongkaran tempat yang butuh penangangan persuasif ke masyarakat. Total 300 bangunan yang sudah dibongkar hingga saat ini. Kemudian Dinas PUPR juga telah membentuk komunitas peduli, komunitas banjir. Bahkan Kamboja, salah satu negara di Asia sampai ingin belajar tentang pelibatan masyarakat untuk penanganan banjir ini.

“Memang, tutupan lahan di Palembang ini terus meningkat, mulai butuh bangun kantor, rumah dan lain-lain. Tapi, kawan-kawan sudah terus bergerak. Tidak apa kami dikriitik, tapi tolong jangan dihujat,” terangnya.

Sementara itu, Kabid Sumber Daya Alam, Irigasi dan Limbah (SDA-IL), PUPR Kota Palembang RA Marlina Sylvia menyampailan bahwa kegiatan sosialisasi ini adalah kegiatan mendengarakan, komunikasi dua arah. Mencari solusi dan menyamakan persepsi. “Setelah ini akan membentuk WA Grup sebagai wadah komunikasi. Sehingga jika ada banjir, ada keluhan sampaikan ke wa grup,” ujarnya.

Pihaknya menghimbau agar masyarakat bersama untuk bersinergi. Bersama gotong royong. Apalagi jika ada warga yang iklas menolong untuk menghibahkan lahan, karena memang pembebasan lahan menjadi salah satu persoalan.

Back to top button