Aksi Atlet-Pelatih Minta Sumbangan di Jalan, KONI Bakal Evaluasi Pelatih
SumselMedia.Com, Palembang,-
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel menyesalkan adanya aksi yang digelar oleh sejumlah oknum pelatih dan atlet, dengan bentuk penggalangan dana di perempatan DPRD Sumsel.
Alasannya dana untuk pembelian peralatan pertandingan jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Oktober 2021 mendatang.
Ketua Umum KONI Sumsel H Hendri Zainuddin didampingi Ketua Pelatda Terpusat Sumsel Ir Suparman Romans dalam rapat koordinasi KONI Sumsel dan Panitia Pelatda, di Aula Wisma Atlet, JSC Palembang, Jumat (13/8/2021) malam menegaskan, aksi minta sumbangan di jalan itu punya tendensi politis, sengaja mendeskreditkan seseorang dan menjatuhkan nama daerah.
Dalam rapat tersebut, suara peserta rapat bulad mendesak pelatih yang dinilai memprovokasi atlet untuk dipecat, karena telah sengaja bertujuan menginjak harga diri lembaga KONI Sumsel dan Provinsi Sumsel. Apalagi, KONI Sumsel sudah melakukan berbagai perjuangan dan telah sepakat solusi yang diambil.
“Kemarin mereka minta pembayaran uang pembinaan, dan hari ini sudah direalisasikan,” ujar Hendri Zainuddin.
Menurut Hendri, pihaknya mendapat informasi ada oknum atlet, pelatih, demo di jalanan, yang baru kali ini terjadi sejarah di Indonesia, seorang patriot olahraga tidak menunjukkan dirinya seorang patriot.
“Kenapa saya bilang begitu, apa sih yang mau didemokan? kenapa sih mau digalangkan? Semua sudah dijadwalkan dana pembinaan atlet sudah dibayarkan, dana dia selama pelatda (sudah) dibayar. Makan minum pelatda ditanggung. Sekarang tuntutannya cuma satu, (yaitu) alat pertandingan waktu PON,” ujar dia.
Hendri mengungkapkan, bahwa pertandingan PON sendiri baru digelar pada Oktober mendatang. Saat ini lagi proses pengadaan alat pertandingan tersebut. Hendri justru mempertanyakan, mengapa itu yang diributkan.
Hendri menerangkan, jalur apa yang tidak bisa dikomunikasikan, semua jalur sudah dibuka.
“Tapi ya itu tadi, memaksakan kehendak supaya kita malu. Ya silakan kita malu bersama. Bagi kami pengurus KONI, kami sudah maksimal. Semua sudah terpenuhi hak pelatih dan atlet,” terang dia.
Hendri mengakui masih ada yang yang belum terpenuhi dan itu juga hanya satu lagi, yakni peralatan pertandingan, yang penggunaannya peralatan tersebut masih lama.
Tanggal 2 Oktober kita mulai bertanding. Sekarang proses pengadaan. Kenapa itu yang dijadikan alasan untuk demo. Tolonglah, provokator, jangan sampai merusak citra kita Sumsel. Kecuali kalian, misalnya duit pembinaan tidak ada, duit pelatda tidak ada, ini kan clear semua,” tegas dia.
Perlu diingat, kata Hendri, bahwa negara ini punya mekanisme pencairan dana, kecuali kalau duitnya ada yang ditahan oleh KONI Sumsel, boleh mereka demo. Semalam pihaknya berkomunikasi, hanya saja memang memaksa.
Sementara itu Ketua Pelatda Terpusat Ir Suparman Romans menambahkan, telah menggelar rapat koordinasi dengan Pengurus Cabor (Pengprov) Cabor terkait hal yang diinginkan cabor.
“Dan semua sudah menemui titik temu, apa yang ditawarkan,” tegasnya.
Suparman juga menyasalkan aksi minta sumbangan itu, karen tim Pelatda dan Pengurus KONI sudah melakukan berbagai upaya maksimal. Bahkan tim Pelatda Terpusat bekerja 24 jam.
Bahkan, anggaran yang ada di KONI banyak diprioritaskan untuk atlet dalam pembinaan dan prestasi. “Dan perlu diketahui, pengurus KONI Sumsel sudah berjuang maksimal. Dan tidak sedikitpun KONI Sumsel mengambil hak-hak atlet,” pungkasnya.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan oknum atlet telah melanggar kode etik, dengan tanpa koordinasi turun meminta-minta di jalan. “Dan kami akan melakukan tindakan tegas dalam satu dua hari terhadap pelatih yang ada,” pungkasnya.