PGRI

............

Ekobis

Melihat Lebih Dekat, Benarkah Kopi Sumsel sebagai Kerajaan Kopi Nasional?

SumselMedia.Com, Yogyakarta-

Provinsi Sumatera Selatan kerap disebut dengan Bumi Sriwijaya. Julukan ini berkaitan dengan masa lalu tanah Sumatera Selatan yang merupakan Pusat Pemerintahan pada zaman Kerajaan Sriwijaya ratusan tahun silam.

Bumi Sriwijaya yang memiliki luas 86.771,8 kilometer ini ternyata tak hanya terkenal sebagai salah satu penghasil batu bara terbesar Nasional tapi juga menjadi penghasil komoditi kopi terbesar Tanah Air. Bahkan Indonesia disebut sebagai penghasil kopi terbesar di dunia setelah Negeri Samba Brazil dan Negeri Naga Biru Vietnam.

Lantas, jika Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi penghasil kopi terbesar di Indonesia mengapa nama Lampung lebih santer mendunia dari pada Bumi Sriwijaya? Seharusnya Sumsel mampu merajai kopi Tanah Air.
Pertanyaan ini mungkin bisa diibaratkan seperti peribahasa kerbau punya susu, sapi punya nama.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung Arifin Susanto, SE., M.Sc mengatakan berdasarkan Statistik Kopi Indonesia Tahun 2022 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi kopi nasional mencapai 774,96 ribu ton, paling banyak disumbangkan oleh Sumatera Selatan (Sumsel) sebesar 211,68 ribu ton (26,85%) disusul oleh Lampung 116,28 ribu ton (14,68%) dan Sumatera Utara 80,87 ribu ton (11,16%).

Kontribusi produksi paling besar yang disumbangkan Sumatera Selatan ditunjang oleh luas areal perkebunan kopi yang juga terluas secara nasional sebesar 267,25 ribu hektar atau 21,11% dari total luas areal kopi di Indonesia. Singkatnya, Sumsel merupakan tulang punggung produksi kopi nasional.

“Tapi kenapa Lampung lebih terkenal, karena Lampung banyak ekspor melalui brand kopinya, sehingga devisanya ke Lampung bukan Sumsel,” ujar Arifin Susanto pada acara Media Update, Journalist Class, dan Media Gathering bagi Kawan Pers Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024 di Griya Persada Convention Hotel and Resort Kaliurang, Yogyakarta, Selasa (9/7/2024) malam.

Ke depan Arifin berharap kopi Sumatera Selatan harus mendunia dengan peran sinergi bersama seluruh stakeholder. Bahkan, akselerasi tersebut telah dilakukan beberapa waktu lalu dengan melaunching brand Kopi Sumsel.

Tak cukup dengan terobosan tersebut, Pemerintah Provinsi Sumsel, OJK, KADIN Sumsel dan seluruh stakeholder akan melakukan Rekor Muri minum kopi di pinggir Sungai Musi, Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang pada 13 Juli 2024 mendatang.

Tak hanya itu guna mengkampanyekan Kopi Sumsel Mendunia, Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung Arifin Susanto menulis ulasan tentang Mengembalikan Kejayaan Kopi Sriwijaya.

Selain itu, guna mendorong perkembangan kopi di Sumsel, OJK Provinsi Sumsel dan Kepulauan Babel juga membentuk Desa Emosisyem Keuangan Inklusif (EKI) di Kabupaten Lahat, Kota Pagaralam hingga di Bangka Belitung. Desa EKI ini diharapkan mampu mendongkrak inklusi keuangan di beberapa daerah penghasil kopi dan memberikan dukungan pembiayaan UMKM, guna perkembangan Kopi Sumsel sebagai komoditi terbesar di Nusantara ini.

Back to top button