Pusat Kajian Sriwijaya UPGRIP Bersama Mapasaba Angkat Sejarah Iliran-Uluan Sumsel

SumselMedia.Com, Palembang-
Pusat Kajian Sriwijaya Universitas PGRI Palembang (UPGRIP) sebagai sebuah pusat kajian yang konsen pada sejarah dan budaya Sumatera Selatan menggandeng Mapasaba yang beranggotakan mahasiswa FKIP UPGRIP meneliti sejarah Iliran-Uluan Sumatera Selatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Muhamad Idris, dari Pusat Kajian Sriwijaya UPGRIP bersama anggota Mapasaba: Deka Vahrezi; Dyo Aji Pranata; Marsel Putra Rifki; Nur Kholifah; Ema Suhartati Saputri ; Wisnu Sanjaya ; Edi Saputra; Alendra; Yusril Ihza Mahendra; Rizki Wahyudi, dan I Wayan Darmawan.

Dr. Muhamad Idris mengatakan bahwa
Kabupaten Ogan Komering Ilir secara geografis berada di bentang alam rawa dan hutan dataran rendah yang dialiri dua sungai besar yaitu sungai Ogan dan sungai Komering.
“Relasi ekonomi perdagangan dan pelayaran membuat kawasan ini hidup dan tumbuh berkembang. Kegiatan penelitian lapangan ini sangat penting untuk mengungkap data informasi kesejarahan kawasan eks Marga Pegagan Ulu Suku 2,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan studi lapangan ini merupakan kegiatan lanjutan sebelumnya. Hasil studi lapangan menemukan data dan informasi produk perdagangan dari Uluan ke Palembang; moda transportasi Iliran-Uluan dan sebaliknya; artefak alat ukur/timbangan; artefak berupa fragment keramik dan tembikar abad 15-20 Masehi.

Marga Pegagan Ulu Suku 2 dahulu adalah penghasil komoditas dagang kapas, beras dan hasil hutan. komoditas tersebut diangkut dengan menggunakan jenis perahu seladangan (Perahu dayung dengan atap daun nipah atap runcing meninggi di belakang). Ketika menghilir ke Palembang, perahu didayung mengikuti arus air dari Hulu ke Hilir. Dan ketika akan pulang ke Hulu, perahu akan ditarik dengan menggunakan perahu yang lebih besar. Dari hasil penelitian permukaan menemukan banyak artefak keramik China abad 15 sampai abad 20 Masehi. ditemukan juga keramik Eropa, keramik Siam, dan Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa perdagangan Hulu-Hilir berdampak meluasnya pertukaran komoditas perdagangan
“Ke depan akan membuat pameran hasil penelitian eks marga PUS 2 di sekolah-sekolah di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kota Palembang,” terangnya.

Salah satu anggota penelitian Alendra dan Edi Saputra menambahkan mahasiswa FKIP UPGRIP yang tergabung dalam Mapasaba dapat belajar bagaimana melakukan teknik survey permukaan melalui observasi lapangan, pencatatan dokumen dan wawancara mendalam pada beberapa warga masyarakat.
“Praktek pengalaman di lapangan semakin menajamkan keterampilan metodologi penelitian lapangan sejarah. Kegiatan lapangan ini semakin membuat mereka menyadari akan arti penting penguasaan ilmu sejarah, karena masih banyak data sejarah yang belum ditulis dan diangkat,” jelasnya.