Buka PTM Perdana Dimasa Pandemi, SMKN 6 Terapkan Prokes Ketat
SumselMedia.Com, Palembang-
Merespon cepat kebijakan Dinas Pendidikan Sumsel, SMK Negeri 6 Palembang membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) perdana dimasa Pandemi Covid-19 dengan protokol kesehatan yang ketat.
Senyum ceria terlihat diwajah-wajah siswa yang hari ini mulai mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Terlebih, ini merupakan kali pertama kembali ke sekolah saat Palembang diserang gelombang Pandemi sejak Maret 2021 lalu.
Tak hanya itu, ini juga merupakan kali pertama siswa baru bagi kelas X yang sejak diterima pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) beberapa waktu lalu.
“Senang banget, sudah lama gak ketemu guru dan aktif ekskul,” ujar Khansa Azizah, salah satu siswa SMK Negeri 6 Palembang usai mengikuti PTM di sekolahnya, Senin (30/8/2021).
Perasaan gembira sangat dirasakan, karena bertemu teman-temannya meski dengan waktu yanb terbatas. Rasa gembira tersebut setidaknya sedikit mengobati kebosanan belajar dalam jaringan (daring) selama ini.
Dirinya mengakui belajar daring mrmang dibutuhkan tapi jangan terlalu lama karena kebosanan belajar daring akan berpengaruh pada semangat belajar.
“Kalau daring kan kadang kurang nangkep, lebih banyak istirahat dan bosan. Beda dengan tatap muka, lebih fokus dan lebih nangkep saat belajar,” urainya.
Menurutnya, dengan kembalinya dibuka PTM ini sangat menambah semangat belajar lagi dengan suasana kelas yang merupakan semangat yang dirindukan.
Sementara itu dikatakan Kepala SMK Negeri 6 Palembang Drs H Zulfikri MPd bahwa sesuai arahan Dinas Pendidikan Sumsel maka hari ini melaksanakan PTM perdana setelah sekian lama daring dimasa Pandemi Covid-19.
Secara protokol kesehatan, memang pihak sekolah sudah jauh hari menyiapkan baik tempat cuci tangan, hand sanitizer hingga rambu-rambu Prokes 3M.
“Sesuai arahan, kita laksanakan belajar tatap muka dengan kapasitas 25 persen. Dengan prokes ketat dan kebersihan lingkungan dan dan wajib 3M,” jelasnya.
PTM ini menurutnya harus direspon cepat bagi guru agar bagaimana mengejar ketuntasan belajar yang selama ini dilakukan secara daring. Apalagi, SMK merupakan sekolah yang disiapkan bagi siswa yang ingin membuka usaha maupun yang bekerja.
Menurutnya, lulusan SMK jangan hanya banyak mempelajari teori tapi lebih kepada praktek yang akan membawa siswa pada kompetensi profesionalnya.
“Jadi kami meminta guru agar melebihi ketuntasan dari kurikulum. Terutama skill anak-anak. Ini penting, karena kompetensi guru akan berdampak pada kompetensi siswa atau output siswanya nanti,” urainya.