Polsri Gelar Dialog Publik Program Fasilitasi Kemitraan 2024
SumselMedia.Com, Palembang-
Guna mendukung pengembangan sektor energi terbarukan di Sumatera Selatan serta memenuhi kebutuhan tenaga kerja vokasi yang terampil, Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) melalui Program Fasilitasi Kemitraan dengan agenda utama Aktivitas Internalisasi Strategi Pengembangan Kemitraan Berbasiskan Potensi Daerah dan Diferensiasi Misi di Konsorsium PTPPV menggelar Dialog Publik di Hotel Excelton Palembang, Selasa (15/10/2024).
Ketua Pelaksana Dr. Ade Silvia Handayani, ST., MT adanya Sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi peluang terbukanya lapangan kerja di Indonesia, termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel). Namun memang sektor ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) dengan keterampilan dan keahlian tenaga kerja yang memahami soal EBT.
Berangkat dari hal tersebut, kegiatan ini digelar dengan mengangkat tema “Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja Vokasi dan Jaringan Kemitraan di Sektor Energi Terbarukan: Sinergi untuk Pengembangan Energi Terbarukan di Sumatera Selatan.
Dialog Publik ini menghadirkan narasumber Dinas ESDM
Provinsi Sumsel Dr. Aryansyah, MT,
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk – Area Lumut Balai Catur Hendro Utomo S. S.T, PT. Indo Green Power Satriawan Kirana, S.Kom dan dihadiri secara langsung oleh Direktur Polsri Ir. Irawan Rusnadi, M.T.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi momentum penting untuk menciptakan sinergi antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah dalam upaya bersama mendorong pengembangan energi terbarukan di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Ia menambahkan, program ini merupakan implementasi dari program pembuatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah, dalam upaya sinergi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja vokasi dan membangun jaringan yang efektif. Progam ini sudah dikerjakan dari 2023-2024
Pada kesempatan tersebut, Menurut Aryansyah dari Dinas ESDM Sumsel mengatakan pemerintah tidak bisa mengakselerasikan transisi EBT ini tanpa peran stakeholder terkait. Untuk itu dimulai dari akademisi, industri dan nantinya ke SMA/SMK hingga ke masyarakat luas.
“Dari akademisi diperlukan inovasi dan masukan agar anak-anak muda siap menghadapi industri di sektor EBT. Sebab banyak peluang tenaga kerja di EBT ini. Peningkatannya 500 ribu hingga 600 ribu tenaga kerja Sektor EBT di Indonesia, termasuk di Sumsel,” ujarnya.
Menurutnya, sektor teknologi
bioenergi (biogas dan biomassa)
mendominasi pekerjaan energi terbarukan di Indonesia pada tahun 2023, yakni mencapai 510 ribu pekerjaan atau 69 persen dari total proyeksi pekerjaan pada periode tersebut.
Selain itu, jumlah pekerjaan di sektor teknologi surya diramal melesat menjadi 177 ribu pekerjaan pada tahun 2023 dan 595 ribu pekerjaan pada tahun 2050. Sementara pemanas udara tenaga surya, angin, air, dan panas bumi punya jumlah yang lebih kecil, proporsinya kurang dari 10 persen dari proyeksi 2050.
“Di tahun 2023 cukup terasa peningkatan tenaga kerja yang terserap di sektor EBT ini. Untuk itu diharapkan alumni dari kampus-kampus yang ada di Sumsel terutama di Polsri diharapkan punya kompetensi di EBT, sehingga bisa langsung di serap,” katanya.
Terlebih di Sumsel sudah ada perguruan tinggi yang fokus untuk pengembangan atau kurikulumnya mengarah ke EBT yaitu Polsri. Karena memang butuh waktu untuk transisi EBT dan diharapkan tidak terlalu lama
Sementara itu Irawan Rusnadi menambahkan, perlu beberapa upaya untuk transisi EBT seperti kurikulum berbasis kompetensi, fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Untuk itu perlunya sinergi pendidikan, dunia industri dan vokasi.
“Kami punya program untuk meningkatkan kompetensi lulusan disesuaikan dengan perkembangan industri bahkan setiap 4 tahun di Polsri dilakukan revisi kurikulum,” kata Irawan
Selain itu mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk bekerja di industri-industri. Progamnya enam bulan, jadi mahasiswa bisa magang atau kerja di suatu perusahaan selama enam bulan.
“Dalam proses pengembangan kurikulum ada sertifikat profesi, yang akan memberikan sertifikat keahlian sesuai bidang masing-masing. Maka kami berusaha memasuki muatan-muatan yang bisa dimasukkan kurikulum,” katanya.
Menurutnya, semua prodi ada skema tapi belum lengkap, ini jadi pr sehingga bisa menyiapkan hal-hal penting untuk pembelajaran selanjutnya. Selain itu pihaknya terus mendorong mahasiswa untuk pengembangan skill.