PGRI

............

Ekobis

Pasokan Melimpah, Sumsel Catat Deflasi Agustus 2025: BI Pastikan Harga Tetap Stabil

SumselMedia.com, Palembang-

Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan deflasi sebesar 0,04% (mtm) pada Agustus 2025 setelah sebelumnya mengalami inflasi 0,14% (mtm). Meski demikian, inflasi tahunan (yoy) tercatat sebesar 3,04%, lebih tinggi dibandingkan Juli 2025 yang sebesar 2,88% (yoy), namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5±1%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono, mengungkapkan bahwa deflasi pada Agustus ini terutama ditopang oleh turunnya harga sejumlah komoditas pangan strategis.

“Daging ayam ras menjadi penyumbang deflasi terbesar seiring melimpahnya pasokan yang belum sepenuhnya terserap masyarakat. Selain itu, pasokan tomat dan cabai rawit juga cukup tinggi karena inflow panen dari daerah sentra. Harga bawang putih turun mengikuti penurunan harga impor dari China, sementara panen gadu padi serta distribusi beras SPHP Bulog turut menekan harga beras di pasaran,” jelas Bambang, Rabu (3/9/2025).

Selain pangan, deflasi juga dipengaruhi penurunan tarif angkutan udara akibat promo maskapai dalam rangka peringatan HUT RI ke-80. Secara spasial, deflasi tercatat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (-0,11% mtm) dan Kota Palembang (-0,07% mtm), sementara Kabupaten Muara Enim (0,22% mtm) dan Kota Lubuk Linggau (0,07% mtm) justru mengalami inflasi.

Bambang menambahkan, tekanan deflasi diperkirakan masih berlanjut hingga September seiring berlanjutnya panen gadu padi dan distribusi beras SPHP Bulog. Namun, ia tetap mengingatkan adanya potensi tekanan inflasi dari meningkatnya permintaan pada perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertepatan dengan long weekend awal September.

Dalam menjaga stabilitas harga, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Selatan bersama Bank Indonesia terus memperkuat strategi pengendalian inflasi melalui 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif). Sejumlah langkah nyata telah dijalankan, mulai dari operasi pasar murah, pendistribusian beras SPHP, sidak pasar, hingga penyaluran komoditas pokok melalui Toko KePo, RPK, dan Toko Penyeimbang Perumda Pasar Palembang Jaya.

Lebih jauh, Bank Indonesia turut memfasilitasi Kerja Sama Antar Daerah (KAD) antara Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Subang guna memperkuat ketersediaan pasokan. Upaya tersebut juga dilengkapi program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) 2025 dengan dukungan bibit, benih, sarana budidaya cabai dan bawang merah, hingga optimalisasi lahan pertanian.

“Kolaborasi Bank Indonesia, TPID, Bulog, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan masyarakat akan terus kita perkuat. Program nasional GNPIP dan inisiatif daerah melalui GSMP menjadi pilar penting untuk menjaga inflasi tetap terkendali, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi Sumsel yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan,” tutup Bambang.

Back to top button