Pempek, Jajanan Asli Bumi Sriwijaya Bawa Kuliner Indonesia Berkelas Dunia
SumselMedia.Com, Denpasar-
Memutuskan untuk resign pada 2015 kala itu, menjadi tantangan berat bagi Yenny Anggraini. Apalagi karir sebagai Pimpinan Bank disalah satu Bank Swasta di Palembang menjadi karir harapan banyak orang.
Tentu, pilihan ini menjadi hal berat bagi Yenny, apalagi keluarga sempat tidak setuju akan pilihannya dengan banting setir menjadi Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menangah (UMKM). Tapi ternyata, ini menjadi titik balik kesuksesannya membawa Yenny dalam mensukseskan Pempek Cek Molek yang merupakan jajanan asli Bumi Sriwijaya dalam membawa kuliner Indonesia berkelas dunia.
Bahkan, produknya tak hanya dinikmati masyarakat Indonesia, tapi juga Malaysia, Singapura, Hongkong, Italia, Belanda, Jerman hingga Arab Saudi. Bahkan beberapa kali dipresentasikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno di Italia.
“Ya, tapi butuh perjuangan. Memilih resign 2015, keluarga sempat tidak mendukung, akhirnya setelah dua bulan meyakinkan akhirnya keluarga mendukung,” ujar Owner Pempek Cek Molek Yenny Anggraini, saat dibincangi SumselMedia.Com, disela-sela acara Beachwalk Pempek Expo 29 Juli 2022 di Beachwalk Mall Kuta Bali yang digelar oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Jumat (29/7/2022).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi Yahya, Karo Ekonomi Pemprov Sumsel, H. Afrian Joni, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Erwin Soeridimadja, serta perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
Yenny menuturkan bahwa kesuksesan karirnya tentu tak hanya perjuangannya tapi juga dukungan dan doa keluarga serta support dari program Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumsel. Apalagi Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumsel tak hanya membantu memperkenalkan tapi juga memberikan pelatihan-pelatihan sehingga produknya layak berstandar dunia.
Menurutnya, pempek yang menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia sejak 17 Oktober 2014 awalnya bernama Kelasan Sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Nama kelasan berubah menjadi pempek karena pergeseran waktu ke waktu. Dan istilah pempek baru muncul sekitar 1920-an.
Saat ini, menurut Yenny perjuangan menjadikan pempek sebagai kuliner yang mendunia tak hanya berinovasi dalam bidang kemasan, tapi juga soal rasa. “Kalau soal rasa, kita menyesuaikan dicuka. Contoh, orang bule kan tidak suka pedas jadi kita kurangi. Tapi kalau rasa pempek tetap,” jelasnya.
Begitu juga kemasan, dirinya mencoba mendesain dengan tepat tak hanya soal tampilan tapi juga keawetan. Misal dari kemasan dirinya menamakan sebagai Pempek Retort. Kemasan pempek retort menjadi menarik karena keawetannya bisa mencapai satu tahun. “Dan untuk meyakinkan Pempek Retort tidak mudah, butuh lebih dari satu tahun, hingga saat ini diterima,” jelasnya.
Namun demikian, sekali lagi pihaknya mengucapkan terima kasih atas dukungan Kantor Perwakilan Bank Imdonesia yang telah mendukung melalui program UMKM. Sehingga harapan pempek menjadi kuliner mendunia bisa terwujud.
Senada dengan itu dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Erwin Soeridimadja bahwa kegiatan ini adalah dalam rangka memberi kesempatan kepada para pelaku UMKM dalam mengembangkan pasar lebih luas. Karena seperti diketahui, Bali menjadi salah satu tempat wisata Internasional yang dikunjung para wisatawan mancanegara. “Dan tentu Pempek Expo ini adalah dalak rangka mendukung program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya mengapresiasi kegiatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel yang memilih Bali sebagai tempat expo. Pihaknya membandingkan kota-kota besar di Indonesia, tapi Bali lebih tepat dipilih karena banyak wisatawan mancanegara sehingga tepat membawa pempek mendunia melalui expo di Bali.
“Dan kami Pemerintah Provinsi Sumsel mengucapkam terima kasih sekaligus mensupport kegiatan ini dalam rangka membawa pempek yang mendunia,” pungkasnya.
.