Peneliti Pusat Kajian Sriwijaya FKIP UPGRIP Temukan Koin Logam Kuno di Banyuasin
SumselMedia.Com, Palembang-
Tim Peneliti Pusat Kajian Sriwijaya FKIP Universitas PGRI Palembang (UPGRIP) yang dipimpin oleh Dr. Muhamad Idris, M.Pd, bersama anggota Mapasaba berhasil mengungkap data sejarah masa Kesultanan Palembang Darussalam di Desa Tanjung Kerang Kecamatan Rambutan Banyuasin.
Tim yang dinamai Tim Ekspedisi Tanjung Kerang beranggotakan ketua Pusat kajian Sriwijaya FKIP UPGRIP Dr. Muhamad Idris, M.Pd ini beranggotakan tim Mapasaba: Ridwan, M. Jimmy Pratama, Julianty, Rizky Wahyudi, Wisnu, Alendra, M.Hikmal Akbar, Marsel.
Melakukan ekspedisi penelitian sejarah di eks Marga Tanjung Kerang Kabupaten Banyuasin. Lokasi penelitian sendiri berjarak 1 jam perjalanan darat dari kota Palembang. Eks Marga Tanjung Kerang secara geografis terletak diantara sungai Komering dan sungai Sugihan, yang dahulunya merupakan jalur pelayaran yang ramai yang menghubungkan kawasan Uluan di interland Sumatera Selatan dengan kawasan Iliran yang merupakan pusat perdagangan regional dan internasional.
Ekspedisi sejarah ini dilaksanakan selama akhir pekan di bulan Agustus 2024 dengan meneliti kawasan yang diperkirakan mengandung benda yang diduga cagar budaya di Desa Sako, Desa Gelebek Dalam, Desa Sungai Dua, Desa Durian Gadis, Desa Parit, Desa Tanjung Kerang, Desa Siju, Desa Pangkalan Menten, Desa Aluran, Desa Margo, Desa Suka Pindah, Desa Simpang Rambutan, Desa Baru, Desa Tanah Lembak, Desa Kebun Sahang, Desa Sungai Kedukan dan Desa Sungai Rebo.
Untuk memudahkan penelitian lapangan tim menggunakan teknik survei lapangan dengan teknik sampling, serta menggunakan peralatan canggih teknologi tinggi untuk mendeteksi keberadaan benda yang diduga cagar budaya.
Ketua Tim Peneliti Pusat Kajian Sriwijaya FKIP UPGRIP Dr. Muhammad Idris, M.Pd mengatakan penelitian ini berhasil mengumpulkan artefak struktur bata, bata kuno lepasan yang diperkirakan dari masa klasik Hindu-Buddha, fragment keramik Tiongkok dari masa dinasti Sung, Yuan, Ming, Qing dan keramik Sawankalok, keramik Eropa, tembikar.
“Benda logam yang berhasil diidentifikasi senjata keris, tombak, peralatan pertanian, peralatan wadah pekinangan, cincin, anting-anting, gelang logam, mata uang VOC, Hindia Belanda, Kesultanan Palembang Darussalam, makam kuno, bangunan masa Jepang, rumah kuno,” ujarnya, Rabu (4/9/2024).
Ia menambahkan penelitian ini juga berhasil mendokumentasikan sejarah lisan masa marga dan masa penjajahan Jepang di Marga Tanjung Kerang dari salah seorang saksi sejarah yang masih hidup Cik Olah yang berumur 96 tahun.
Cerita lisan masyarakat di marga Tanjung Kerang memiliki hubungan sejarah dengan sejarah desa Cempaka di Kabupaten OKU Timur melalui pernikahan Putri Dayang Romeng dengan Pangeran Datuk Minak Batu Batara dari Cempaka Komering.
“Hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi bahan tulisan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Dosen dan Mahasiswa di Kabupaten Musi Banyuasin. Harapan ke depan hasil penelitian ini dapat dipamerkan pada masyarakat luas Pusat kajian Sriwijaya FKIP UPGRIP bekerjasama dengan Mapasaba dan pemerintah daerah Banyuasin,” harapnya.
Salah satu anggota tim ekspedisi Rizky Wahyudi dari Program Studi Pendidikan Fisika FKIP merasa senang bergabung dengan Mapasaba. Ia memiliki minat pada pelajaran sejarah, namun dengan pembelajaran fisika yang dipelajari di bangku perkuliahan dapat diaplikasikan dalam penelitian sejarah dengan materi perkuliahan fisika bahan bermanfaat dalam mendeteksi logam di lapangan.
“Dan ini menjadi semakin merasa tertantang untuk mengembangkan teknologi deteksi bahan untuk kemajuan ilmu sejarah,” urainya.