Perumahan MBR Masih Butuh Puluhan Tahun Menyelesaikannya, Minatnya Masih Cukup Baik
SumselMedia.Com, Palembang-
Dampak dari adanya covid-19 di Kota Palembang juga berpengaruh terhadap penjualan unit perumahan atau rumah baik perumahan untuk segmentasi Masyarakat Berpenghasil Rendah (MBR) yakni rumah subsidi, dan perumahan komersil.
Dampaknya adalah dengan menurunnya jumlah konsumen, sebenarnya jumlah daymentnya masih banyak, cuma terbatasnya karena mereka dihantui dengan namanya PHK.
Demikian diutarakan oleh Komisaris Utama Perusahaan Terbatas (PT) Bangun Cakra Mandiri Andi Sapura Salam saat ditemui di kantornya, Kamis (15/7/2021).
Dikatakan Andi, dari pihak perbankan sendiri mengurangi jumlah-jumlah calon-calon konsumen. Sebagai contoh karyawan hotel dibatasi tidak boleh, karyawan tempat pariwisata tidak dibolehkan, sampai beberapa usaha-usaha kecilpun tidak diperbolehkan, sehingga berdampak sekali.
“Untuk rumah subsidi ini otomatis sasaran itu dari adalah sebagian besarnya dari mereka itu, yakni karyawan-karyawan, dan wiraswasta-wiraswasta kecil itu,” ujarnya.
Kemudian, kalau bahan baku memang dia bergerak terus naik seperti 20 sampai 30 persen, sehingga kamipun terasa semakin berat membangun rumah ini, karena harga rumah tidak boleh naik.
Walaupun begitu kami semua tetap bertekad membangun rumah subsidi ini, karena ini adalah bagian dari program pemerintah, paling kami beresikonya adalah dengan mengurangi keuntungan yang kami dapat, ungkapnya.
Masih menurutnya, saya sendiri bangun rumah subsidi di beberapa titik termasuk diluar kota, dan juga rumah komersil. Untuk rumah komersil dibeberapa tahun terakhir ini memang stagnan, perkembangannya itu sangat ada, ada tapi tidak terlalu signifikan.
Dan baru 1 dan 2 tahun inilah rumah komersil middle down dibawah 300 juta itu mengalami pergerakan yang lumayan agak bagus. Perumahan komersil kita hanya satu yakni di daerah Jakabaring, katanya.
Masih dilanjutkannya, memasuki di tahun 2021 sudah lumayan untuk pergerakan tapi untuk harga 200 dan 300 juta kebawah, untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tetap berjalan normal, cuma mereka tersandung dari aturan perbankan.
“Ada yang tidak memiliki tabungan sehingga mereka harus menabung dahulu, kadang tidak memiliki domisili, domisilinya bukan dikota Palembang,” bebernya.
Masih disampaikannya, untuk perumahan komersil yang kita jual ada dua type yakni 38 dan 45. Untuk type 38 kita jual 220 juta, dan type 45 kita jual 280 juta.
“Kalau rumah komersil itu masih bisa jalan, yang kita khawatirkan itu adalah kenaikan harga dirumah subsidi, karena dengan kenaikan material dirumah subsidi otomatis mengganggu dari profit sendiri,” pungkasnya. (Anton)