Talkshow FESyar 2025 di Lampung: Dorong Produksi Halal Tembus di Pasar Global

SumselMedia.Com, Bandar Lampung-
Salah satu rangkaian Festival Syariah (FESyar) Terbesar se Sumatera 2025 yang digelar di Lampung adalah Talkshow Halal Is The New Healthy dengan menghadirkan Ira Damayanti, Praktisi Halal Food Orientasi Ekspor dan Neneng Sumarni yang merupakan Ahli Gizi di Panggung Lampung City Mall, Sabtu (21/6/2025).
Dihadapan ratusan generasi muda, Ira Damayanti mengajak untuk mampu melakukan ekspor dengan terlebih dahulu memahami mekanismenya. Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah.
Mulai dari kuliner, makan bergizi dan lain sebagainya. Jangan mau hanya dijadikan sebagai pasar, tapi bagaimana menjadi pelaku yang mulai berdaya saing regional, nasional hingga global. Berangkat dari hal tersebut, yang perlu dipahami salah satunya adalah produk halal apa yang akan diekspor
“Perlu riset dahulu, bagaimana behavior makanan di luar negeri. Contoh Amerika Selatan, ternyata suka makanan tidak berbumbu. Kemudian Eropa yang cenderung tidak suka pedas, jangan kirim produk pedas, bisa sakit perut dan ditolak oleh pasar,” ujarnya.
Tak kalah penting, Ira menegaskan belajar ekspor bagi pemula jangan patah semangat. Karena semakin tinggi tantangannya akan berbanding terbalik dengan kesuksesan.
Apalagi, saat ini Pemerintah sudah sedemikian baik mensupport para UMKM untuk tembus di pasar global. Apalagi UMKM halal, karena Indonesia menjadi salah satu yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.
“Termasuk Bank Indonesia, yang sangat mendukung sekali. Ketika ada peluang ekspor, Bank Indonesia membantu pengiriman hingga menjadi fasilitator. Dan peluang ini harus cepat direspon.
Senada dengan itu, Neneng Sumarni yang merupakan Ahli Gizi menyampaikan bahwa produksi halal food di Indonesia sebetulnya menjadi peluang. Apalagi, halal food juga menjaga nilai gizi.
Ia mengajak agar para generasi muda mulai menerapkan juga makanan dengan nilai gizi yang seimbang. Jangan sampai mengkonsumi mie instan misalnya dengan jumlah yang relatif sering yang tentu akan kurang baik.
Sebetulnya bukan karena mie nya. Fenomena ini yang harus diluruskan. Mie sama saja mengandung karbohidrat seperti nasi, gandung dan juga jagung. Hanya saja bumbunya, sangat tinggi natriumnya.
“Natrium itu akan mengikat air. Nasi karena kadar air ditubuh kita diikat, maka cendrung merasa harus. Silahkan makan mie instan, tapi bumbunya yang diganti dengan bawang merang, bawang putih atau bisa ditambah saos tiram misalnya,” urainya.