UPGRIP Gelar Sosialisasi dan Pengabdian Masyarakat di SMKN 1 Tanjung Agung
SumselMedia.Com, Palembang-
Universitas PGRI Palembang (UPGRIP) sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbaik di Sumsel terus memaksimalkan peran Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kali ini, kampus yang dikenal dengan Kampus Melaju Dengan Mutu ini menggelar sosialisasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMKN 1 Tanjung Agung, Kamis (23/10/2021).
PkM kali ini dilakukan oleg para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UPGRIP dengan mengadakan Seminar yang bertemakan “ Burnout “
Adapun dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Palembang yang melakukan PkM yakni Nurlela, M.Pd, sebagai ketua dengan anggota Dr. Evia Darmawani., M.Pd., Kons, Erfan Ramadhani., M.Pd., Kons, Ramtia Darma Putri., M.Pd., Kons dan Syska Purnama Sari., M.Pd serta dibantu dua mahasiswa Aan Deru Reporman dan Anisyah Juniarti.
Sebelum pelaksanaan PkM didahului dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Rektor Universitas PGRI Palembang Dr. H. Bukman Lian, M.M., M.Si.,CIQaR diwakili oleh Kabag Akademik FKIP UPGRIP Erfan Ramadhani.,M.Pd.,Kons dengan Kepala SMK Negeri 1 Tanjung Agung Bambang Gusviantara, S.Pd., M.M.
Nota Kesepahaman yang diteken mencakup tiga bidang yakni Pendidikan, Penelitian, dan bidang Pengabdian kepada Masyarakat atau PkM.
Dalam sambutannya, Erfan Ramadhani., M.Pd., Kons mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas penerimaan beserta sambutan yang begitu hangat dan penuh kekeluargaan dari Kepala SMK Negeri 1 Tanjung Agung. Selanjutnya, Erfan memperkenalkan rombongan satu persatu serta menyampaikan maksud dan tujuan Nota Kesepahaman tersebut.
“Kerja sama ini sangat diperlukan mengingat guru dan siswa-siswi yang terkadang masih kesulitan untuk meneruskan pendidikan baik itu Strata 1 (S1) maupun Strata 2 (S2), dengan banyak pertimbangan antara lain bingung memilih program studi” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Erfan juga menyampaikan berbagai keunggulan Universitas PGRI Palembang sehingga menjadi perguruan tinggi pilihan.
Selain terakreditasi B, Universitas PGRI Palembang dilengkapi fasilitas laboratorium lima lantai dan perpustakaan lengkap dengan akreditasi A terbaik di Sumsel. Keunggulan lain, Universitas PGRI merupakan Cyber University dan sudah menggunakan Sisfo untuk kegiatan akademik dan perkuliahan.
Kemudian, dosen dan mahasiswanya berprestasi di berbagai bidang baik akademik, penelitian, dan lainnya.
Keunggulan lain, bagi siswa yang berasal dari sekolah yang sudah MoU dengan Universitas PGRI Palembang, maka akan mendapatkan beragam keringanan, antara lain bebas uang pendaftaran.
Apalagi orang tua siswa adalah guru, anggota PGRI maka akan mendapatkan diskon uang kuliah sampai 50 persen.
Ditambahkan Erfan bahwa bagi guru-guru yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan S2 yang sekolah tempatnya mengajar sudah MoU dengan Universitas PGRI Palembang, maka akan mendapatkan diskon atau keringanan SPP sampai 25 persen.
“Kita mempunyai tiga program studi di Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, yaitu Magister Manajemen Pendidikan, Magister Pendidikan Bahasa Inggris, dan Magister Pendidikan Bahasa Indonesia,” jelasnya.
Dikatakannya lagi, berbagai kemudahan dan diskon yang diberikan merupakan kebijakan bersama Ketua PGRI Provinsi Sumsel, H. Ahmad Zulinto, SPd, M.M, Ketua PBH PB pada Universita PGRI Palembang, Dr. Hj Meilia Rosani, SH, MH, dan Rektor Universitas PGRI Palembang Dr H Bukman Lian, M.M, M.Si., CIQaR.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Tanjung Agung Bambang Gusviantara, S.Pd., M.M., mendukung semua bentuk kegiatan guna peningkatan sumber daya manusia dan peningkatan prestasi siswa melalui penyaluran siswa ke jenjang pendidikan lebih tinggi. “Acara semacam ini tidak hanya kegiatan sesaat saat ini saja, akan tetapi ada kesinambungan dan berkelanjutan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Kegiatan PkM Nurlela, M.Pd mengatakan berdasarkan fenomena yang terjadi siswa yang mengalami burnout bahwa sekolah merupakan sebuah konteks dimana pelajar bekerja, meskipun pelajar tidak memegang sebuah pekerjaan, namun dari aspek psikologis, aktivitas mereka alami dapat dikatakan sebagai pekerjaan. Misalnya menghadiri kelas dan mengerjakan tugas-tugas untuk mendapatkan nilai-nilai baik dalam ujian.Oleh karena itu, adapun permasalahan yang dihadapi yaitu pembelajaran disegala jenjang pendidikan harus dilaksanakan secara online, guru yang mengajar monoton.
“Dan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa dan kelelahan emosi yang dialami oleh siswa, maka berdasarkan alasan itulah saya dan Dosen Bimbingan Konseling mengadakan seminar mengangkat tema Burnout,” pungkasnya.