Buku Karya Rektor PGRI, Melihat Lebih Dalam Tentang Kepemimpinan Dengan Hati
SumselMedia.Com, Palembang-
Orang bijak pernah mengatakan bahwa kekuatan sejati dalam sebuah kepemimpinan terletak dalam mendengarkan dengan hati dan memiliki komitmen serta kerendahan hati untuk memiliki keterlibatan secara batin melalui hati ke hati dalam kepemimpinan.
Banyak orang yang menginginkan menjadi sosok pemimpin, tapi yang jadi masalah tidak semua orang siap jadi pemimpin. Bahkan tidak semua orang sukses memimpin dengan baik, serta menjadi insipirasi bagi semua orang.
Terkadang, banyak yang terlupakan esensi dari sebuah kepemimpinan yang baik. Banyak kepemimpinan yang ditafsirkan sebagai bos, dengan konsep memerintah.
Namun ternyata, esensi kepemimpinan yang baik dari sebuah penelitian ternyata kepemimpinan yang berdampak pada kinerja pegawai adalah kepemimpinan berdasarkan dari hati.
Untuk menjadi pemimpin yang berhasil harus diawali dengan kegigihan dalam memimpin dirinya sendiri dan mengedepankan hati dalam proses kepemimpinan.
Hal tersebutlah yang tertuang dalam buku terbaru dari Rektor Universitas PGRI Palembang Dr. H. Bukman Lian, M.M., M.Si., CIQaR yang berjudul Kepemimpinan dan Kualitas Kinerja Pegawai.
Buku tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Palembang. Dan ternyata dari hasil penelitian bahwa kemampuan leadhership tidak selalu linier dalam keberhasilan kepemimpinan. Akan tetapi pemimpin yang selalu memotivasi hampir 100 persen akan berdampak signifikan kepada kinerja pegawai.
“Jadi boleh saya mengistilahkan itu memimpin dengan hati. Jadi memimpin dengan hati itu selalu memberi motivasi. Memberi contoh yang baik dan memberikan penghargaan. Penghargaan berupa sapaan, atau juga teguran,” ujarnya.
Bukman Lian menambahkan bahwa konsep kepemimpinan yang harus dibangun saat ini adalah konsep kepemimpinan dengan hati yang terus berinovasi.
Apalagi era keterbukaan ini, tidak selalu mengandalkan teori-teori terdahulu. Sehingga dengan inovasi yang ada maka akan mampu melahirkan kepemimpinan yang menghasilkan kinerja yang baik pada pegawai.
“Jadi tidak boleh seorang pemimpin mengatakan akulah yang paling benar, engkau yang salah,” terangnya.
Menurutnya, kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang terlahirkan bukan yang diciptakan. Artinya bahwa kepemipinan yang terlahirkan adalah kepemimpinan yang jiwa kepemimpinannya berada dalam hati dan sanubarinya. Bukan karena orang tuanya, bukan karena keturunannya dan bukan dari sosialnya.
Pihaknya berharap buku yang Ia tulis dengan riset yang dilakukan mampu memberikan dampak positif bagi para pembaca dan para generasi muda.