TPID Sumsel Sinergikan Langkah Konkret, Inflasi Tetap Terkendali dalam Sasaran Nasional

SumselMedia.com, Palembang-
Meski sempat mencatatkan inflasi bulanan sebesar 0,27% (mtm) pada September 2025, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Selatan berhasil menjaga stabilitas harga agar tetap dalam sasaran nasional. Inflasi tahunan tercatat 3,44% (yoy), masih berada dalam rentang target inflasi nasional 2,5±1%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono, menegaskan bahwa capaian ini menunjukkan efektivitas sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan seluruh anggota TPID dalam mengawal pengendalian inflasi di Bumi Sriwijaya.
“Kami bersyukur inflasi Sumatera Selatan masih terkendali dalam sasaran. Kuncinya adalah sinergi dan langkah konkret seluruh pihak dalam menjaga pasokan, distribusi, serta keterjangkauan harga. Kami tidak hanya bereaksi terhadap kenaikan harga, tetapi juga memperkuat fondasi ketahanan pangan,” ujar Bambang Pramono, Sabtu (4/10/2025).
Menurut Bambang, kenaikan inflasi bulan September utamanya dipengaruhi oleh komoditas pangan strategis seperti cabai merah, daging ayam ras, dan emas perhiasan. Terbatasnya pasokan cabai dari daerah sentra akibat gangguan cuaca serta meningkatnya permintaan ayam selama musim hajatan menjadi faktor utama pendorong inflasi.
Meski demikian, Bambang menekankan bahwa tekanan harga masih terkendali berkat gerak cepat TPID Sumsel melalui strategi 4K — keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Beberapa langkah nyata yang telah ditempuh antara lain operasi pasar murah, gerakan pangan murah, koordinasi dengan Bulog dalam pendistribusian beras SPHP, serta pemanfaatan Toko KePo (Kebutuhan Pokok), RPK (Rumah Pangan Kita) dan Toko Penyeimbang milik Perumda Pasar Palembang Jaya.
Selain itu, kerja sama antar daerah juga terus diperkuat. Sumatera Selatan telah menjalin Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan Jawa Timur untuk pasokan bawang merah, daging ayam, dan bibit hortikultura, serta akan segera memperluas kerja sama dengan Sumatera Barat.
“Langkah-langkah ini bukan hanya jangka pendek. Kami membangun sistem yang berkelanjutan agar Sumsel semakin mandiri dalam pasokan pangan. Karena inflasi yang terkendali berarti kesejahteraan masyarakat yang lebih baik,” jelas Bambang.
Upaya pengendalian inflasi juga dipadukan dengan penguatan ketahanan pangan melalui Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) 2025. Dalam program ini, BI bersama TPID memberikan bibit cabai dan bawang merah, serta sarana budidaya kepada rumah tangga dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di berbagai wilayah.
Sumatera Selatan juga mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional ke-X Tahun 2025 di Jakabaring Sport City (JSC), yang melahirkan dua inovasi penting: teknologi padi apung dan Gerakan Sumsel Mandiri Benih Padi yang ditargetkan rampung pada tahun 2029.
Langkah strategis seperti panen raya padi apung, optimalisasi lahan rawa, serta peningkatan luas tanam menjadi wujud nyata sinergi antara BI dan Pemprov Sumsel dalam memperkuat suplai pangan daerah.
“Inflasi bukan sekadar angka statistik. Di baliknya ada keseimbangan antara produksi, distribusi, dan konsumsi yang harus dijaga bersama. Bank Indonesia akan terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan stabilitas harga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Bambang.
Dengan strategi terarah dan kolaborasi lintas sektor yang solid, TPID Sumatera Selatan optimistis mampu menjaga inflasi tetap dalam sasaran sambil memperkuat fondasi ekonomi daerah di tengah tantangan global yang dinamis.