UPGRIP Dorong Pemberdayaan Perempuan Desa Jukdadak, Olahan Pisang Jadi Solusi Ekonomi dan Cegah Stunting
SumselMedia.Com, Palembang-
Pemberdayaan perempuan di pedesaan kembali menunjukkan dampak positif bagi peningkatan ekonomi keluarga dan kesehatan masyarakat. Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai Hibah BIMA Kemdiktisaintek, dosen dari Universitas PGRI Palembang (UPGRIP) berkolaborasi dengan Universitas Sriwijaya (Unsri) berhasil menggerakkan potensi perempuan Desa Jukdadak, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten OKI, untuk mengembangkan olahan pisang sebagai solusi ekonomi sekaligus upaya pencegahan stunting.
Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Nurkardina Novalia, SE, M.Si (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPGRIP), dengan anggota Mursalin, SE, MM (UPGRIP) dan Dr. Ahmad Maulana, SE, Ak., M.M (Unsri). Mitra pelaksana kegiatan adalah Tim Penggerak PKK Desa Jukdadak yang diketuai Ibu Kalsum bersama 25 anggota aktif. Program ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam meningkatkan peran perempuan, memperkuat ekonomi desa, serta mendorong konsumsi pangan bergizi untuk pencegahan stunting.

Desa Jukdadak yang dipimpin oleh Kepala Desa Edi Hendra, S.P., dikenal sebagai salah satu sentra penghasil pisang di Kabupaten OKI. Namun selama ini potensi tersebut belum tergarap optimal karena sebagian besar hasil panen dijual dalam bentuk mentah dengan harga yang fluktuatif. Melalui program PKM ini, tim pengabdian memperkenalkan berbagai inovasi produk olahan pisang bernilai tambah seperti keripik pisang modern dan sale pisang dengan desain kemasan menarik.
Ketua Tim Pelaksana, Dr. Nurkardina Novalia, menjelaskan bahwa pemberdayaan ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga peningkatan kemampuan manajemen usaha dan strategi pemasaran digital.
“Kami ingin para ibu PKK mampu mengelola usaha kecil secara profesional, memahami manajemen keuangan sederhana, serta memasarkan produk melalui media sosial dan marketplace,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, program hibah ini juga memberikan bantuan peralatan produksi modern guna meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil olahan. Bantuan tersebut meliputi mesin perajang pisang modern, oven gas otomatis, spinner kapasitas 3 kg, vacuum sealer, kompor gas, tabung gas 3 kg, timbangan digital, hingga etalase kaca empat rak. Dengan dukungan peralatan tersebut, kelompok PKK kini mampu memproduksi olahan pisang yang lebih higienis, bercita rasa konsisten, dan berkemasan profesional sehingga memiliki daya saing di pasar lokal hingga regional.
Selain berdampak pada ekonomi keluarga, program ini juga membawa misi kesehatan masyarakat melalui pencegahan stunting. Pisang yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat diyakini dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di desa. “Kami mengedukasi masyarakat untuk menjadikan olahan pisang sebagai camilan sehat keluarga. Dengan begitu, selain menambah pendapatan, para ibu juga turut berkontribusi menjaga kesehatan generasi muda,” jelas Dr. Ahmad Maulana.

Ketua PKK Desa Jukdadak, Ibu Kalsum, menyampaikan rasa syukur atas pelatihan dan bantuan yang diberikan melalui program ini. “Sebelumnya kami hanya menjual pisang mentah. Sekarang kami bisa mengolah sendiri, mengemas menarik, bahkan memasarkan lewat WhatsApp dan Facebook. Ini menambah semangat ibu-ibu untuk mandiri,” ungkapnya.
Kelompok PKK juga mendapat pendampingan berkelanjutan untuk mengembangkan brand lokal “Pisang Jukdadak” sebagai identitas desa yang berdaya dan produktif. Melalui kegiatan ini, Desa Jukdadak diharapkan menjadi contoh desa mandiri berbasis potensi lokal dan pemberdayaan perempuan. Sinergi antara dunia akademik, pemerintah desa, dan masyarakat menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dapat berjalan seiring dengan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan warga.
“Pemberdayaan perempuan adalah kunci ketahanan ekonomi desa. Kami berharap program ini berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di OKI maupun Sumatera Selatan,” tutup Dr. Nurkardina.


